Jumat, 16 Desember 2011

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN


BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN


Di susun oleh :
1.     Pifin Sapriani                          (06101002009)
2.     Meyrizka Dwinanda                (06101002010)
3.     Tiara Ramadhan                      (06101002011)
4.     Oldy Bagja Lestari                            (06101002012)
Mata Kuliah         :
Belajar dan Pembelajaran


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010/2011


PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
A.    Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan, serta perbedaan individual.

1.      Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu membangkitkan perhatiannya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu factor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan.

2.      Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah mahluk yang aktif. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedarmenyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi (Gage and Berliner, 1984:267). Menurut teoriini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dalam proses belajar-mengajar anak mampu mengidentifikasikan, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar, siswa selalau menampakkan keaktifan. Keaktifa itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.

3.      Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John
Dewey dengan “learning by doing”-nya. Belaajr sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
            Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

4.      Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

5.      Tantangan

Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selau terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar pada anak timbul motif yang kaut untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.

6.      Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Contioning dari B.F. Skinner. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thorndike. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B.F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negative dapat memperkuat belajar (Gage dan Berliner, 1984:272).
Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagaainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.

7.      Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. System pendidikan klasikal yang dilakukan disekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksaan pembelajaraan dikelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media intruksional akan membantu melayani perbedaan-perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan menberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang. Disamping itu dalam memberikan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa sehingga bagi siwa yang pandai, sedang, maupun kurang akan merasakan berhasil di dalam belajar. Sebagai unsure primer dan sekunder dalam pembelajaran, maka dengan sendirinya siswa dan guru terimplikasi adanya prinsip-prinsip belajar.

a.       Implikasi Prinsip-Prinsip belajar bagi Siswa

Para siswa akan berhasil dalam pembelajaran jika mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.

1.      Perhatian dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangfan yang mengarah kea rah tujuan pencapaian belajar. Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus. Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka dapat secara terus menerus, siswa dapat melakukannya dengan menentukan /mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain, menentukan target/sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya.
2.      Keaktifan
Siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar ditintut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat klipping, dan perilaku sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
3.      Keterlibatan langsung/berpengalaman
Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya (Davies, 1987:32). Pernyataan ini, secara mutlak menuntut adanya keterlibatan langsung dari setiap siswa dalam kegiatan belajar pembelajaran. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
4.      Pengulangan
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Dengan kesaadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan, diantaranya mengahapal unsur-unsur kimia seperti valensi, mengerjakan soal-soal latihan, menghafal nama-nama latin tumbuhan, atau menghafal tahun-tahun terjadinya peristiwa sejarah.
5.      Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntunan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
6.      Balikan dan penguatan
Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan(rei for cement) (Davies, 1987:32). Hal ini timbul karena adanya kebutuhan untuk meperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di antaranya adalah dengan segera mencocokan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
7.      Perbedaan Individual
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis.

b.      Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar bagi Guru

1.      Perhatian dan motivasi
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut:
1) Guru menggunakan metode secara bervariasi.
2) Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan.
3) Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton.
4) Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question).

Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada
perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
1) Memilih bahan ajar sesuai minat siswa.
2) Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
3) Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa.
4) Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang memeberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan.
5) Memberitahukan nilai guna dari pelajarang yang sedang dipelajari siswa.

2.      Keaktifan
Untuk dapat menimbulkan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
1)      Menggunakan multi metode dan multi media,
2)      Memberikan tugas secara individual dan kelompok,
3)      Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang).
4)      Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas, serta
5)      Mengadakan tanya jawab dan diskusi.

3.      Keterlibatan langsung/berpengalaman
Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman diantaranya adalah:
1)      Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan kelompok kecil.
2)      Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan denagn demonstrasi.
3)      Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
4)      Memberiakan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang dicontohkan.
5)      Melibatkan siswa mencari informasi/ pesan dari sumber informasi di luar kelas atau di luar sekolah.
6)      Melibatkan siswa dalam merangkum dan menyimpulkan informasi pesan pembelajaran.
Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan
langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai manajer/pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu mengarahkan, membimbing, dan mendorong siswa kea rah tujuan pengajaran yang ditetapkan.

4.      Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan.
            Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan diantaranya adalah:
1)      Merancang pelaksanaan pengulangan
2)      Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan
3)      Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang
4)      Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan dan
5)      Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.

5.      Tantangan
Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tanatngan di antarnya adalah :
1)      Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang).
2)      Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain di luar sekolah sebagai sumber informasi.
3)      Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang telah disajikan.
4)      Mengembangkan bahan pembelajaran (teks, hard out, modul, dan yang lain) yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapat tantangan didalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa mencari dari sumber lain.
5)      Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
6)      Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan masalah-masalah yang disajikan dalam topic diskusi.

6.      Balikan dan penguatan
Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
1)      Memberitahu jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah.
2)      Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberiakn kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
3)      Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah, laporan, klipping pekerjaan rumah), berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran.
4)      Memberikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh guru, disertai skor dan catatan-catatan nagi pebelajar.
5)      Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang telah diraih setiap siswa berdasrakan skor yang dicapai dalam tes.
6)      Memberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
7)      Memberikan hadiah/ganjaran kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.

7.      Perbedaan Individual
Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang di antaranya adalah:
1)      Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
2)      Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
3)      Mengenali karakteristik setisp siswa sehingga dapat melakukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan dan
4)      Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar